Rabu, 20 Oktober 2010

Dakwah Dalam Kehidupan Modern

DAKWAH DALAM KEHIDUPAN MODERN


BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Yang membuat hati saya tergerak untuk membahas persoalan diatas dalam makalah ini adalah karena masalah posisi dakwah dalam kehidupan modern merupakan sesuatu suatu hal yang cukup penting, karena persoalan hidup dan kehidupan semakin komplek, untuk memahami persoalan yang dimaksud perlu upaya dan konsep, guna menempatkan dakwah Islamiyah supaya dapat diterima oleh seluruh umat, agar mampu menghadirkan Islam sebagai Manhaj atau aturan, yang dapat memecahkan problematika kehidupan manusia.
Adapun dalam era modern ini manusia mengalami krisis nilai-nilai insan, karena manusia tidak sanggup mengatisipasi kemajuan Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang merupakan klimatikasi dari proses manusia. Sedangkan kedudukan aqal sebagai anugerah Allah yang sangat besar dan berharga yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan tekhnologi membawa perubahan yang sangat dalam berbagai segi tatanan kehidupan manusia mulai dari berpikir, bersikap dan bertingkah laku, termasuk mengeluarkan ide-ide yang bermuara pada friksi-friksi kemanusiaan walaupun Ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah mampu membawa perubahan yang besar dan luar biasa, namun kemajuan itu belum mampu menjawab problematika kehidupan manusia, lebih-lebih manusia yang hidup dizaman modern, dimana manusia pada era baru yang sebut globalisasi yang cenderung menghasilkan batas-batas Negara, blok Ideologi maupun lembaga Ekonomi dan politik dalam kehidupan masyarakat.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dengan permasalahan diatas, maka diperlukan adanya dakwah sebagai petunjuk hidup, agar manusia tidak hilang ideliasme ditengah jalan. Karena hanya melalui ajaran agama yang mampu menjawab berbagai tantangan dan problematika kehidupan manusia baik sekarang maupun masa yang akan datang. berarti Ilmu pengetahuan tidak dapat menggantikan agama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan manusia sebagai suatau persyaratan mutlak bagi kehidupan manusia yang lurus dan sehat.
Berbagai usaha untuk menyebarkan dakwah sangat terkait dengan perubahan-perubahan yang dialami manusia, tidak dapat dipisahkan dari kemajuan Ilmu pengetahuan dan tehknologi yang telah membuat manusia dapat menguasai dan mengelola dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan umat manusia, sehingga dakwah Islam dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
Tetapi dalam dimensi lain kemajuan Ilmu pengetahuan dan tehknologi telah menimbulkan dampak yang dapat mengancam diri manusia dua dimensi tadi, para pelaksana dakwah harus aktif menyerap segala persoalan kemasyarakatan dengan orang yang tepat melalui berbagai pendekatan, dengan kata lain penyelenggara dakwah harus dapat menempatkan dakwah dalam aspek kehidupan manusia.
Sebagai aktifitas yang mempunyai tempat terhormat dihati umat, dakwah dituntut untuk selaku dapat memainkan peran aktif untuk tercapainya masyarakat beriman, adil dan makmur serta bahagia di dunia dan akhirat.
Sebagai konsekwensi logis dakwah harus senantiasa siap dihadapkan kepada kewajiban yang terus menantang, supaya mampu melahirkan manusia-manusia yang bertafakkuf fiddin yang mampu mengaplikasi ajaran Islam yang murni dan kaffah dalam kehidupan masyarakat.
Untuk memungkinkan dakwah memenuhi tuntutan zaman, maka bermacam problema internalnya harus diatasi terlebih dahulu, disamping berbagai problema eksternal yang merupakan ancaman terhadap kelancaran dakwah. Sistem atau metode yang dulu disamping berbagai keunggulan masih terlihat secara faktual kelemahan atau kekurangan yang perlu menerapkan corak nilai yang diharapkan berbentuk dari proses dakwah.
Secara kenyataan problema internal dapat menghambat jalannya dakwah pada era globalisasi . karena itu dakwah masih mempertahankan metode atau nilai-nilai lama yang telah diwariskan secara turun temurun juga harus menggunakan pendekatan baru yang berguna untuk perbaikan dan kemajuan agar dakwah Islam mampu memecahkan problematika kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa pembatasan fokus bahasan tentang bagaimana dakwah mempunyai posisi dalam menata kehidupan manusia dizaman modern. Keberadaan dakwah dengan metode yang sesuai dengan kemajuan zaman mutlak sangat diperlukan sebagai sarana penyampaian syiar-syiar Islam, pada hakikatnya dapat membawa atau tercapainya kebahagiaan manusia secara global ( dunia dan akhirat ).


C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun pembahasan dalam makalah ini, disebabkan dewasa ini dakwah sangat memerlukan jabaran penegrtian dasar secara umum kepada manusia dan terhadap pendukungnya secara khusus, ini dimaksudkan agar tidak ada orang yang memahami dakwah itu secara tidak tepat atau mengubah hakikatnya atau meninggalkannya serta beralih kepada sesuatu yang dianggapnya berkaitan dengan dakwah padahal hakikat sebenarnya sangat berjauhan.
Oleh karena itu dasar penyatuan pemahaman bagi pejuang gerakan Islam juga metode yang tepat harus dimilki oleh juru dakwah dari sinilah seorang pemersatu pemikiran pejuang Islam yang meleburkan hidupnya dalam dakwah yaitu Imam As – Syahid Hasan Al – Banna menuangkan dasar-dasar dakwah dengan sangat bijaksana dia juga sangat berharap agar dasar-dasar ini menjadi landasan yang dapat diterima oleh para pengikut dari berbagai jamaah, kendati berbeda dalam memahami sebahagian masalah yang sifatnya prinsipil dan non prinsipil dimana menurutnya ( Hasan Al – Banna ) timbulnya perselisihan itu disebabkan oleh beberapa hal seperti :
a. Hilangnya “ Neraca” yang dapat dijadikan sebagai pegangan.
b. Tidak adanya pembatasan sumber pengambilan pengetahuan dan hukum.
c. Sangat berlebihan dalam mempermasalahkan suatu hal.
d. Berprasangka buruk terhadap kelompok lain.
e. Tidak adanya kelembutan bahasa dalam membicarakan masalah kontroversial.

BAB. II LANDASAN PELAKSANAAN DAKWAH

A. MERETAS JALAN DAKWAH
Dakwah adalah jalan panjang yang diretas oleh para Nabi dan Rasul dengan pengorbanan darah dan air mata, tugas setiap muslim untuk melanjutkan estafet mulia ini. Rasulullah bukanlah orang pertama yang mengemban risalah ini Ia cuma melanjutkan estafet yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya untuk menyerukan penyembahan kepada Allah semata dan meninggalkan segala bentuk penyekutuan terhadapnya sebagaimana termaksud dalam surat An – Nahli ayat 36 : ولفد بعثن فى كلى أمة رسوالا ان اعبدوالله وجتنبوا الطغوت ...........النحل 36 .
Dakwah secara harfiah bermakna ajakan, mempunyai esensi mengajak manusia kepada nilai-nilai ajaran Islam secara kaffah tidak hanya terhenti pada spiritnya atau aspek luarnya saja, tetapi menganut secara utuh dan melaksanakan segala tuntutannya.
Allah memerintahkan setiap muslim melanjutkan risalah ini hingga hari qiamat, lebih jauh lagi Allah menjadikan keberadaan sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan ( amar ma`ruf ) dan mencegah kepada kemungkaran ( nahi mungkar ) sebagai salah satu karetiristik umat yang terbaik sebagaimana yang termaktub dalam surat Ali Imran ayat 110.
Kesungguhan dan keihklasan yang telah dilakukan oleh para rasul dan sahabatnya dalam misi dakwah ini membuat risalah Islam merambah keseantero dunia, mereka sangat menyadari betapa besar fahala yang akan mereka peroleh yaitu sama seperti fahala orang yang mengikutinya, oleh karenanya wajar jika berbagai pengorbanan tidak pernah mereka pedulikan demi sukses mereka.

B. DASAR KEWAJIBAN DAKWAH.
Dasar hukum pelaksanaan dakwah adalah al-Qur`an, Hadits serta Ijma`. Dakwah sebagaimana aktifitas ibadah lainnya menjadi tugas yang harus diemban oleh setiap muslim dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, bahkan menjadi tugas rutin dari masa kemasa sampai kelak kemudian hari. Dakwah merupakan tugas suci bagi setiap muslim dalam rangka pengabdiannya kepada Allah melaui usaha menyebarluaskan ajarannya kepada seluruh manusia dari kemuliaan dan ketinggian agamanya.
Dalam upaya menjadikan dakwah sebagai sarana untuk mengajak manusia kejalan Ilahi, supaya dakwah mampu diterima oleh manusia sepanjang zaman, maka pergerakan dakwah harus jeli dan peka dalam menatap segala persoalan kemasyarakatn artinya pelaksanaan dakwah harus memperhatikan segala yang dapat menunjang terlaksananya dakwah secara efektif dan efesien. Yang sangat diperlukan dalam penyebaran dakwah adalah pemilihan media sebagai sarana penyaluran pesan-pesan dakwah.
Sebagai suatu sistem, maka metode dakwah merupakan usaha yang teratur memahami persyaratan sebagai agen ( penyalur ) perubahan kemanusiaaan bahkan mempunyai kualitas terbaik yang bertujuan tercapainya pemebentukan masyarakat bernilai budaya unggul dan di Ridhai Allah seperti dalam kancah kehidupan modern yang makin kurang menentu. Untuk tercapai tujuan dimaksud, para penyelenggara dakwah harus mengusai metode dakwah yang tepat dalam usaha mempengaruhi audiensnya, supaya menerima ajaran yang disampaikan oleh penyelenggara dakwah melalui berbagai pendekatan baik bersifat persuasif, edukatif maupun motivatif.

C. EKSISTENSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MODERN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehknologi yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik dari segi sosial, agama, politik maupun budaya, termasuk perubahan tradisi dan masyarakat modern. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehknologi disatu sisi membawa perubahan dan keuntungan yang sangat besar dan luar biasa, akan tetapi disisi lain perkembangan itu telah menimbulkan dampak yang kurang baik dan menguntunggkan bagi kehidupan manusia.
Adapun dalam kancah kehidupan modern yang telah banyak mengalami pergeseran nilai, dakwah Islam dan pemantapan agama mutlak sangat diperlukan untuk bekal dalam mengarungi kehidupan yang telah disurupi oleh paham jahiliah modern yang sangat berbahaya dibandingkan dengan jahiliah yang pernah ada sebelum diutusnya Nabi Muhammad.

D. BERBENAH DIRI SEBELUM MERAJUT DAKWAH.
Begitu mudahnya menebar petuah pada orang lain dan betapa susahnya berkaca diri. Tarbiyah dzatiyah ( pembinaan diri ) adalah keniscayaan ditengah kerontangnya ruhiyah, sayang hal inilah yang sering dilupakan oleh banyak orang. “ Gajah dipelupuk mata tidak tampak kuman diseberang lautan terpampang dengan nyata “ pepatah ini amat tepat mengambarkan kehidupan kita sehari-hari, nasehat dan bimibingan bertaburan diman-mana, namun sering kali diri kita terlupakan.
Keteladanan memang barang mahal bagi setiap pendidik, setiap orang dalam banyak jenak waktunya sering dituntut untuk digugu oleh lingkungan sekitar, keluarga atau rekan-rekannya, ini jugalah Islam menekankan konsep keteladanan ( uswah ) dalam banyak spirit dan arahannya. Rasulullah sendiri diutus sebagai teladan yang mulia ( uswatun hasanah ) bagi orang-orang yang berharap perjumpaan dengan Allah dan hari akhirat dan banyak mengingat Allah Q.S Al-Ahzab ayat 21.
Namun harus diakui pengaruh lingkungan dan godaan duniawi terlampau sering melenakan orang untuk mempertajam visi keteladanan yang dimilikinya, padahal keteladanan itu harus diasah jika tidak ingin tumpul berkarat, dalam kerangkan inilah Islam menekankan konsep Tarbiyah dzatiyah ( mendidik diri sendiri ) sebelum orang menekankan “ self learning ” konsep pembelajaran diri yang banyak dikembangkan didunia modern.
Tarbiyah dzatiyah seperti dijelaskan oleh ustadz Abdullah bin Abdul `Aziz Al-Idam dalam tarbiyah dzatiyah ma`alim wataujihat ( pendidikan diri dan beberapa konsep arahan ) adalah metode pendidikan yang dapat mengarakan setiap pribadi muslim untuk membangun kepribadian yang Islami dan pari purna, baik dari segi ilmiah, keimanan, akhlak, sosial dan lainnya. Prosesi ini bertujuan mengangkat kualitas diri pada derajat kesempurnaan manusiawi.
Sebagai sebuah konsep tarbiyah dzatiyah tentu memilki berbagai metode yang dipetik dari sirah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Pilar yang sangat kokoh dan mempunyai pengaruh kuat yang disebutkan oleh ustadz Abdullah bin Abdul `Aziz Al-Idam dan dia merupakan seorang dai yang dikenal banyak menulis panduan dakwah adalah muhasabah ( introspeksi diri ). Bagi seorang muslim muhasabah mempunyai makna tersendiri, sebab orientasi perbuatannya adalah akhirat “ wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok “ ( akhirat ) Q.S surat Al- Hasyar ayat 18. Ibnu Kasir ketika menafsirkan ayat ini menulis “ introspeksilah dirimu, sebelum kalian dihisabkan perhatikanlah amal shaleh yang telah kalian persiapkan saat kembali dan mempersembahkannya didapah Allah “.
Yang tidak boleh dilupakan tarbiyah dzatiyah dapat efektif jika seorang muslim mengupayakan agar ia hidup ditengah lingkungan dan teman-teman yang mendukung “ seseorang itu berdasarkan tradisi rekan dekatnya maka lihatlah dengan siapa seseorang diantara kalian bergaul “ pesan Rasulullah ( HR Ahmad ). Disini kesempatan berbuat kebajikan semakin luas amal yang bernafas dakwah secara kolektif dapat bersemi, saling mengikatkan secara tulus dan sehat dapat dipupuk sebagai tradisi bukan untuk menjatuhkan apalagi mencari muka, jadi biarkannlah kuman yang tampak dipelupuk mata serta biarkan gajah buram diseberang lautan.


BAB III KESIMPULAN

A. KESIMPULAN.
Dakwah merupakan tugas suci umat Islam yang identik dengan tugas Rasul, bertujuan mewujudkan tatanan masyarakat Islami yang diridhai oleh Allah, yakni sebuah tatanan msyarakat yang berjalur Iman, Islam dan Ikhsan.
Apabila telah dicermati secara mendalam tentang tujuan dakwah, maka akan mudah bagi umat Islam untuk mengerti betapa pentingnya posisi dakwah dikalangan umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya termasuk dalam era kehidupan modern. Gunanya mencapai tujuan kehidupan yang bermakna agar gerak hidup manusia sesuai dengan nilai “ fitrah kejadian “ sebagai idenditas kemanusiaan.
Dengan demikian ada beberapa pilar utama penggerak kemajuan dakwah yakni mulai dari pembenahan sistem metodelogi, serta tekhnik pendekatan yang bijaksana sesuai dengan tingkat kemajuan zaman dan peradaban manusia serta muhasabah diri dari penggerak dakwah.
Disamping itu dalam menghadapi era modern para juru dakwah harus mampu memamfaatkan semua saran penunjang dakwah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehknologi akan sangat menguntungkan dakwah bila mampu dumamfaatkan secara bijak oleh para pelaksana dakwah, artinya pergerakan dakwah direncanakan dengan secara matang, dikoordinir secara rapi serta diawasi secara serius dengan memelihara seluruh media yang ada dalam masyarakat.
Akhirnya sebagi umat yang hidup di zaman modern diharapakan umat Islam dengan dakwahnya harus mampu bersanding dan bersaing dengan umat lain yang telah maju, dengan cara mengusai ilmu pengetahuan dan tehknologi disamping memiliki iman dan taqwa yang mantap.

B. KRITIK DAN SARAN.
Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, maka sangatlah diperlukan sistem dan metode dalam rangka menjalani tugas dakwah untuk menata kehidupan masyarakat di era globalisasi, karena hanya dengan konsep inilah alternatif terbaik dalam pencapaian tujuan dan sasaran dakwah di era modern seperti sekarang ini . Maka dari penulis menghimbau kepada teman-teman juru dakwah sekalian untuk berbuat serta memahami tanggung jawab moral yang dibarengi oleh muhasabah diri.

Pada uraian ini sedikit telah penulis bahaskan mengenai masalah dakwah dalam kehidupan modern, menurut kemampuan yang penulis miliki dan materi yang penulis kuasai, dengan satu harapan agar seluruh penggerak dakwah memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap kehidupan masyarakat.

Harapan penulis, mudah-mudahan saja makalah ini berguna bagi kita semua. Amin…………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya